Rabu, 04 November 2020 0 komentar

Jangan Lupa Senyum

Selamat malam.
Apa kabar?
Baik baik aja kan?
Bahagia selalu yaa!
Jangan lupa senyum setiap harinya.
SEMANGAT!
:)


-little queen-
Sabtu, 10 Oktober 2020 0 komentar

Aku Menyebutnya "TEMAN"

Aku kembali merasa ada yang hilang. Dari sebuah persahabatan yang kini seperti orang yang tak saling kenal.
Saling membicarakan, saling menjatuhkan, bahkan saling melupakan.
Sempat merasa menjadi orang paling bahagia karena dikelilingi oleh orang orang yang selalu menomor satukan pertemanan.
Tapi kini, hanya sebuah omong kosong belaka.
Setiap orang berubah.
Entah itu sifat, ataupun sikap.
Dari yang selalu membanggakan, hingga kini tak pernah saling pandang.
Apa itu teman?
Bahkan sampai sekarang akupun belum bisa menjabarkan apa arti dari sebuah pertemanan.



-little queen-


Selasa, 28 April 2020 2 komentar

Kau Kembali Ke Dirimu Yang Biasanya

Sejenak aku terlena oleh tutur kata dan sikap manisnya.
Padahal sebenarnya aku tahu, dia bukan tipe orang seperti itu.
Awalnya aku biasa saja, tapi lama-lama sikapnya berbeda. Sempat terfikir dipikiranku, apakah benar ini dirinya?
Dari cara bicaranya, sikap pedulinya. Sepertinya bukan dia.
Aku semakin heran dengan tingakahnya yang benar benar berbeda dari biasanya. 
Dia menanyakan aku sedang apa. Oh, sungguh momment yang sangat langka. 
Dari kita kenal, jarang sekali dia menanyakan aku sedang apa. Bahkan dia sempat bilang kalau dia akan lama membalas pesan karena asik dengan dunianya.
Sungguh itu bukan dia.

Aku mulai merasa dia benar benar berbeda. Perbincangan yang biasanya hanya bertahan berapa jam saja, kini bisa lebih dari dua minggu kita saling bertukar pesan. Sungguh manis.

Tapi, bukan aku namanya jika hanya diam saja menikmati ke nyamanan ini. Aku sadar, setelah ku tanyakan ini pasti semua akan berubah. 
Dan benar saja, sejak saat ku tanya apakah benar dia yang selama ini berkirim pesan kepadaku adalah dia. Dia perlahan lahan mulai kembali kedirinya yang biasanya.
Tidak banyak bicara, hanya membalas satu kata. Kemudian mengabaikan begitu saja.

Begitulah, kebaperan yang singkat yang ku rasa.



-little queen-
Jumat, 24 April 2020 0 komentar

Tidak Ada Judul

Selamat malam hati yang mudah rapuh.
Masih maukah untuk tumbuh?
Sudah ku katakan. Sulit memang mengatur hati yang mudah tersentuh.
Bukan salahmu, tak apa begitu.
Masih banyak waktu sebelum kamu benar benar menemukan hati yang bisa menenangkanmu.
Jangan kau pikirkan masa lalu. Lupakan saja, kalau bisa tutup ceritanya.
Masih banyak cerita yang bisa kau buat dengan hati yang kuat.
Hari ini bagaimana keadaan hatimu? 
Jangan mudah merasa dia memberi hati untukmu. Tidak semua yang kau anggap baik memberimu kesempatan untuk bersama.
Kamu ingat? Waktunya sedang luang, tak ada kegiatan. Hanya sekedar itu. Jangan terlalu berharap.
Sudahlah, istirahat sebentar. Barangkali besok cerita cerita kemarin tiba tiba hilang dan membuatmu senang.
Nikmati hidupmu. Aku tau kamu hebat!
Semangat yaa...




-little queen-
Rabu, 12 Februari 2020 0 komentar

Teruntuk Hati Yang Sudah Lama Mati

Apa kabar? Sudah lama tidak membuka hati.
Masih luka kah? Atau memang sudah terlalu nyaman sendiri?
Hati - hati, hatimu juga butuh diisi. Cobalah membuka lagi. Siapa tau ada yang sedang menanti.
Masih takutkah? Atau memang sengaja berpura pura takut? Aku rasa sudah cukup hatimu tidak kau isi dengan yang baru. Sekarang cobalah, siapa tau dia memang jodohmu.



-little queen-
Senin, 06 Juli 2015 4 komentar

Teruntuk kamu yang memilih diam tanpa mau memperjuangkanku

Selamat pagi tuan, apa kabar? Semoga baik adanya. Bagaimana harimu tuan? Cukup baikkah tanpa aku sekarang? Sepertinya kau selalu baik - baik saja ada atau tidak adanya aku.
Tuan, aku sedang tak ingin berbasa basi. Terlalu menanyakan keadaanmu yang sepertinya memang lebih baik tanpaku. Maka dari itu, aku akan langsung menyampaikan apa yang selama ini berputar putar di kepalaku.
Tuan, taukah kamu seberapa besarkah rasa sayangku padamu? Taukah kamu betapa ingin sekali aku berbincang dengan mu sampil menatap wajahmu? Taukah kamu bahwa disaat malam mulai datang. Aku sedikit gelisah menunggu kabar darimu? Taukah kamu setiap waktu yang aku punya selalu aku sempatkan untuk memikirkan keadaanmu? Taukah kamu tentang semua itu tuan? Sepertinya tidak. Mengingatku saja tidak, apalagi tau semua hal yang aku lakukan untukmu. 
Tuan, kemarin adalah hari dimana aku telah mengucapkan kalimat yang sebenarnya tidak ingin aku ucapkan. Kalimat yang tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya akan aku ucapkan. Iyaa, aku memilih untuk pergi. Bukan karena aku tak sayang. Bukan karena aku sudah tak peduli lagi denganmu. Melainkan karena aku mulai lelah dengan semua yang kita lalui selama ini.
Kamu masih ingat apa yang aku katakan semalam? Aku lelah berjuang sendirian. Aku lelah setiap malam membuang air mataku dengan percuma. Aku lelah merasakan sakit sendirian. Aku benar - benar lelah. Mungkin jika kamu mau sedikit meyakinkanku, aku tak akan pernah selelah itu. Tapi sepertinya itu hanya angan - anganku saja. Kamu mana mungkin meyakinkanku untuk tak meninggalkanmu. Kamu terlalu sibuk dengan hidupmu. Terlalu sibuk dengan "wanita" itu. Yaa, "wanita" itu. "Wanita" yang kau bilang sahabat dekatmu. Ah, omong kosong, sedekat dekatnya seorang sahabat. Kau harusnya tak mengabaikan orang yang katanya kau sayangi itu, yaitu aku. Aku selalu protes mengenai hal ini, mengenai "wanita" yang selalu kau bela itu. Lucu memang, kau mati - matian membelanya dan membiarkan orang yang katanya kau sayangi ini tersakiti. Aku tak pernah melarangmu untuk berteman atau bersahabat dengan siapa saja termasuk "wanita" itu. Aku hanya meminta satu, posisikan orang yang katanya kau cintai itu sebagaimana mestinya.
Oh ya, kamu ingat? Kamu pernah tak ada kabar hampir beberapa hari. Kamu tau betapa aku sangat menghawatirkanmu? Pesan yang aku kirimkan padamu setiap hari tak pernah kau balas. Akses untuk mencarimupun sangat sangat kau batasi. Saat itu aku mulai putus asa, tapi aku yakin. Kamu pasti kembali.
Mungkin tak mendapatkan kabar darimu sudah menjadi makananku sehari - hariku. Aku bisa terima itu karena aku mulai terbiasa dengan situasi itu. Tapi, ketika kamu mulai tak memperdulikanku. Ketika kamu lebih mementingkan "wanita" mu itu daripada aku. Aku memutuskan untuk pergi. Pergi dari cerita yang sudah kita bangun ini. Mungkin buatmu, kepergianku tak menjadi masalah yang besar. Akupun akan mencoba seperti itu. Toh, ada atau tidak adanya kamu aku selalu sendiri. 
Tuan, aku menulis ini bukan karena aku ingin kita bisa seperti dulu lagi. Bukan karena aku ingin cerita kita bisa kita lanjutkan lagi. Aku hanya ingin kau tau, ketika seseorang tulus mencintaimu. Atau ketika seseorang dengan sungguh - sungguh menyayangi dan peduli padamu. Maka jagalah dia. Mereka tidak meminta apa - apa. Mereka hanya ingin diingat dan diperjuangkan. Bukankah suatu hubungan yang baik, akan tercipta dengan baik jika keduanya saling memperjuangkan? 
Tuan, aku tak pernah menyesal pernah membuat cerita denganmu. Justru dengan adanya kamu, aku mulai belajar banyak hal. Aku belajar bagaimana cara menghargai seseorang. Aku belajar tentang kesabaran. Aku belajar bagaimana seharusnya mempejuangkan seseorang. Aku belajar bahwa menjalin hubungan itu bukan hanya satu orang saja yang menginginkan, melainkan keduanya. Terimakasih tuan, terimaksih sudah memberi pelajaran yang banyak untukku. Semoga setelah ini, kau bisa lebih menghargai orang yang kamu sayangi.
Itu saja tuan. Semoga kau bahagia dengan "wanita" mu itu disana.
Jangan lupa makan yaa? Kau sangat susah untuk melakukan itu. Jaga kesehatan, kalo kamu sakit kan aku jadi sedih. :) 

Dari aku yang pernah menjadi bagian dari kisahmu.


"Perjuangkanlah apa yang memang layak kau perjuangkan. Jangan pernah sia - sia kan dia yang tulus menyayangimu"









-little queen-
Selasa, 02 Juni 2015 0 komentar

Untuk Kamu Yang Sedang Dekat Denganku

Hai kamu, lelaki yang sedang dekat denganku. Boleh aku berbicara sebentar denganmu? Sebentar saja, ini tidak akan lama. Bagaimana harimu hari ini? Menyenangkankah? Aku rasa begitu. Sepertinya kau sedang asik dengan teman - temanmu disana. Oh ya, aku ingin bertanya sesuatu. "Bahagiakah kau selama ini? Dekat denganku yang katamu sangat kau sayangi itu?" Aku harap kau bahagia. 
Aku? Kau bertanya bagaimana perasaanku? Entahlah tuan, aku tak bisa menggambarkan apa yang sedang aku rasakan sekarang. Aku takut mengartikan semua perhatianmu, aku takut mengartikan semua sikap manismu. Yaa, aku takut kau hanya bersikap manis karena kau menginginkan sesuatu dariku. Aku tak tau itu apa, tapi sepertinya kau seperti itu.
Tuan, kita sangat dekat sekarang. Bahkan disaat pesan singkatku tak ada di layar HP mu, kau mulai mencurigaiku dengan pikiran - pikiran yang tidak masuk akal. Ah, kau sungguh berlebihan memang. Tetapi tuan, aku selalu bertanya tanya pada diriku. Apa mungkin benar itu yang kau rasakan? Atau itu hanya acting belaka?
Setiap hari, tak pernah kita lewatkan untuk tidak bertegur sapa. Walaupun kau sering mengacuhkan setiap pesan yang aku kirim, dan baru kau baca beberapa jam kemudian. Lucu memang melihatmu marah ketika aku tak memberimu kabar, namun kau sendiri melakukannya.
Tuan, ada satu wanita yang sampai sekarang membuatku penasaran. Iya, wanita yang kau bilang orang yang menyukaimu itu. Tetapi kau acuhkan begitu saja. Kau memang berkata begitu tuan, tapi tidak dalam tindakan. Sudah berapa kali kita bertengkar karena wanita itu? Kau bilang kau tak pedulikan nya, tetapi kau selalu membelanya didepanku. Apa itu yang kau bilang mengacuhkannya tuan? Tapi sudahlah, sepertinya aku tak akan pernah menang untuk mendapatkan pembelaanmu didepannya.
Tuan, taukah kamu apa yang aku suka dan apa yang tidak aku suka? Pernah kau peduli tentang itu tuan? Sepertinya tidak. Apa yang aku suka dan apa yang tidak aku suka tak pernah kau hiraukan. Yang ada hanya kau lebih mementingkan semua yang kau suka dan mengajakku masuk kedalamnya. Apa kau tak menyadarinya tuan? Kegemaranmu dan kegemaranku itu sungguh sangat berbeda. Bisakah kau tak memaksaku untuk masuk kedalamnya? Aku tidak pernah nyaman dengan hal itu tuan. 
Kau mencoba terus memaksaku untuk menyukai semua hal yang kau suka, tetapi ketika aku mencoba mengajakmu masuk kedalam hal yang aku suka kau langsung menolaknya. Bukankah itu semacam keegoisan tuan?
Tuan, kau bilang kau sangat menyayangiku. Kau ingin berjuang untuk aku. Tetapi kenapa kau selalu membuatku merasa tidak nyaman berada didekatmu? Aku mengakui akupun menyayangimu, tetap jika kau terus membuatku tak nyaman. Tidak bolehkah aku mulai mundur dan berpaling darimu? Tolong mengertilah tuan. Kau selalu berkata supaya aku bisa mengerti akan dirimu, bukankah kalimat itu yang harus aku katakan untumu tuan?
Tuan, jika kau bersungguh sungguh menyayangiku. Jangan kau rubah aku menjadi orang yang benar - benar berbeda. Cintailah aku yang apa adanya seperti pertama kali kau bertemu denganku. Jangan kau paksa aku untuk menyukai semua hal yang kau sukai itu.
Tuan, semoga kau bisa memahami tulisanku ini. Dan mulai merubah sifatmu yang  membuatku tak nyaman itu.


Mungkin aku bukan wanita sempurna, namun aku akan berusaha menjadi orang yang bisa membuatmu jatuh cinta apa adanya.







-little queen-


 
;